Maha suci Allah yang telah menundukkan alam semesta untuk segenap manusia. Allah tundukkan siang atas manusia guna beramal dan ia tundukkan malam guna beristirahat. Maha Kasih Allah yang telah menganugerahkan kesempuraan pada manusia. Allah bekali akal untuk berpikir, bertahan hidup dan menebar berjuta kasih sayang kepada alam dan penghuninya.
Sahabat Smart yang budiman, Anda, saya dan kita semua merupakan hamba Allah yang sempurna. Hamba yang dibekali unsur akal untuk berpikir dan unsur hati untuk berdzikir, keduanya harus seimbang, dan untuk menciptakan keseimbangan itu tentunya dibutuhkan juhd “Usaha” untuk dapat memandang dunia pada posisinya dengan tidak meninggalkan alam setelah dunia.
Mengapa harus ada keseimbangan?
Dalam diri manusia terdapat unsur-unsur yang memiliki hak untuk dituniakan. Setiap anggota tubuh memiliki hak, jasad kita butuh makanan “Amal” dan di lain sisi membutuhkan “Istirahat”. Akal kita membutuhkan makanan berupa serapan ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kecerdasan dan kepiawaian. Hati pun demikian, rohani kita tentunya memiliki hak untuk selalu dijaga. Keseimbangan dimaksud adalah bagaimana seseorang dapat memadukan antara satu unsur dengan lainnya. Kita angkat contoh unsur akal dengan hati. Akal yang dominan menciptakan gebrakan, pikiran cemerlang untuk menatap hidup, menggariskan jalan hidup, dan menciptakan lapangan kesuksesan. Sedangkan hati lebih dominan pada ketenangan jiwa “Spiritual”.
Sahabat Smart yang budiman, keseimbangan tentunya akan menciptakan keindahan. Keseimbangan yang didasari pada motif saling membutuhkan. Akal yang membutuhkan kehadiran hati untuk menemani jalan suksesnya. Pun hati akan merasa mendapat teman dalam menunaikan kewajibannya. Akal tak akan mendapatkan ketenangan tanpa kehadiran hati.
Nasihat Hati
Banyak ragam dan cara untuk menata posisi hati agar tetap pada posisinya. Kenapa demikian? Terkadang suara hati lalai dari sumbernya. Suara hati sesaat terbawa arus oleh bisikan-bisikan akal yang tak jarang melakukan hal-hal melenceng. Dalam posisi seperti ini tentunya hati membutuhkan bimbingan atau istilah kerennya Training.
Training Spiritual yang bertujuan mendasar untuk mengembalikan power hati dalam menatap kancah hidup ini. Di sini menandakan bahwa hati pun membutuhkan bimbingan untuk dapat menyelaraskannya dengan akal. Dalam mencapai hidup bahagia insya Allah jika hatinya cerdas akal pun akan bersikap cerdas juga dalam menatap hidup ini. Paduan antara kesadaran hati dan akal inilah yang pada akhirnya akan membawa kepada dua bahagia “Bahagia Dunia-Akhirat”.
Kita lihat ketika al-Quran bernasihat kepada umat untuk mencari keridhaan Allah demi kehidupan akhirat namun jangan sampai meninggalkan urusan dunia. Sikap selaras ini yang akan diatur oleh akal dan hati. Sehingga dengan training “Nasihat” hati, mudah-mudahan kemantapan untuk dapat meraih kebahagiaan itu dapat kita capai.