Sahabat Smart yang budiman, Kehidupan manusia dimulai dengan keyakinan. Mulai merangkak, berdiri, berjalan dan berlarian tentunya oleh keyakinan. Orang-orang sukses mengawali karirnya dengan keyakinan. Manusia hidup sentosa dengan rumus keyakinan, dan akan hidup dalam kebahagiaan abadi juga dengan Keyakinan.
Pemahaman Islam tentang keyakinan “Iman” sesungguhnya sangat mendasar untuk ditelusuri serta dijadikan sebagai acuan utama dalam melangkah, bergerak meniti hidup bahagia. Keyakinan yang bersumber dari lisan dan dibenarkan oleh hati serta diaplikasikan dengan organ tubuh. Sungguh memunculkan keserasian dan kesempurnaan. [1]
Keyakinan yang digambarkan oleh islam tersebut merupakan ikatan vertikal antara hamba dengan Allah SWT. Keyakinan mengandung makna keesaan kepada Allah dan tidak menyekutukanNya, keyakinan akan kuasa Allah dalam penciptaan alam, manusia, tumbuh-tumbuhan dan segala yang tampak maupun yang abstrak. Keyakinan itulah yang akhirnya memunculkan semangat beribadah bagi seorang mukmin. karena ia yakin di balik keyakinan itu tertaruh nilai positif untuk kebahagiaan spiritual, sosial serta finansial.
Happy dan keyakinan
Happy yang saya maksud adalah “Kebahagiaan Hakiki”. Kebahagiaan yang tak terhalang oleh skat harta, tahta dan wanita. Kebahagiaan yang membuang warna semu. Lalu, apa hubungannya coba antara Happy dengan keyakinan?. Tentu kalau kita sadar akan kehidupan abadi setelah kehidupan sementara ini, pasti keyakinan yang akan menggiring setiap gerak langkah kita. Kenapa? Yah, karena ada dorongan tersendiri yang menghantarkan jiwa kita untuk memikirkan masa –akan datang- dan itu sangat memporsir raga dan hati.
Seseorang yang mau bangkit dari keterpurukan adalah mereka yang mau memahami keyakinan. Keyakinan bahwa semua yang kita lalui adalah sebatas titipan dari Allah yang kemudian akan dimintai pertanggungjawaban di hari mahsyar. Keyakinan bahwa yang mengatur rizki, yang mengatur kedudukan, yang mengatur (jodoh..hehe) hanyalah Allah SWT.
Adalah keyakinan dengan makna luas berarti setiap Kesuksesan itu membutuhkan pengorbanan. Mustahil seorang bayi dapat merangkak, berdiri lalu berlari tanpa adanya proses!. Mustahil orang bisa berenang kalau jarang nggak pernah mencoba alias berlatih.
Sahabat Smart yang budiman, itulah kenapa Iman dalam kajian Islam tak hanya ucapan di lisan dan keyakinan di dada. Namun, lebih dari itu Iman harus diwujudkan dengan sikap, keteladanan, pengorbanan hingga dapat benar-benar menjadi mukmin sejati.
Happy dunia dan akhirat membutuhkan Ikhtiar yang sebanding. Dalam artian, jika ingin sukses dunia berarti kita harus tahu cara dan sikap untuk menggapainya. Dan jika kesuksesan akhirat kita inginkan berarti kita juga harus tahu ilmunya. Karena keduanya tidak bisa digapai tanpa kecukupan Ilmu.
Al-Quran mengajarkan agar kita mencari kesuksesan akhirat dengan tidak mengenyampingkan kesuksesan dunia. (yah, semua kan ingin sukses dunia akhirat!). karena doa jagat yang selalu terpanjat mengilustrasikan keinginan manusia akan kebahagiaan dunia-akhirat.[2]
Happy adalah harapan!. Siswa SD ingin belajar ke jenjang lebih tinggi agar menjadi anak yang berguna. Bagi yang berumah tangga pasti bercita-cita menjadi keluarga yang harmoni, keluarga penuh kedamaian, penuh kesejahteraan.
Happy yang mulia tentunya harus diawali dengan pondasi yang mulia juga “Keyakinan”. Semua ingin Happy Ending bukan? Husnul khatimah dalam kerangka keyakinan. Karena keyakinan tentunya akan menggiring pada kebahagiaan.
Seorang penjual bakso berani maju karena ada keyakinan dalam jiwanya “ ini adalah jalan ikhtiarku..mudah-mudahan Allah membuka pintu rizkiNya”. Apapun amalnya, apapun pekerjaannya jika diawali dengan keyakinan maka akan tumbuh mental baja untuk melangkah dan terus melangkah.
Sahabat Smart yang budiman, berakhir dengan bahagia tentu diharapkan. Dan tugas kita adalah bagaimana merangkai hidup ini agar Happy Ending. Ikhtiar dan segala lini usaha pertama harus kita ikat dengan keyakinan kepada Allah bahwa yang kita cari adalah rizkiNya, dan pada saatnya pasti Allah mengizinkan kita untuk menikmati rizki itu. Dan segalanya butuh “Proses”.
Mudah-mudahan Allah membuka jalan di setiap langkah kita untuk menggapai kebahagiaan dunia-akhirat. Dan mudah-mudahan segala kebaikan yang kita dapat, kesuksesan yang kita raih tidak lantas membunuh keyakinan kita akibat Kesombongan di hadapanNya..
Salam Smart!!